Dreams are renewable. No matter what our age or condition, there are still untapped possibilities within us and new beauty waiting to be born.

-Dale Turner-

Sejarah 25 Tahun Handphone Pertama Di Ciptakan




Pada tanggak 13 Oktober 1983,tepatnya 25 tahun yang lalu handphone komersial pertama diciptakan. Mencoba mengulang sejarah, Bobb Barnett, Direktur Ameritech Mobile Communication, menelpon kemenakan Alexander Graham Bell menggunakan handset Motorola DynaTAC yang juga dikenal dengan sebutan 'Brick' karena ukurannya yang tambun.


Dengan berat 1,1 kg, Brick tidaklah nyaman untuk dibawa-bawa. Terlebih lagi, harganya sangatlah mahal. Buyut dari semua hanphone itu dijual dengan harga USD 3.995 atau sekitar Rp 38,8 juta.



Tidak hanya harga handset-nya yang gila-gilaan, biaya menggunakan layanan selular saat itu juga terbilang tinggi. USD 50 per bulan untuk abonemennya saja, plus USD 0,40 (Rp 3.800) per menit pada peak hours dan USD 0.24 (Rp 2.300) pada off peak. Tidak heran jika kala itu handphone terbatas dimiliki oleh kalangan berkocek tebal saja.


Tahun demi tahun berlalu, biaya produksi dan layanan handphone semakin terjangkau. Sampai akhirnya tanpa kita sadari handphone sudah menjadi bagian dari kebudayaan modern. Kebutuhan akan handphone pun tidak terbatas pada usia dewasa saja. Menurut firma riset Nielsen Mobile, setengah dari populasi masyarakat AS antara usia 8 hingga 12 tahun memiliki handphone sendiri untuk berkomunikasi dengan teman dan keluarga mereka.


Pada tahun 1984, setahun setelah Ameritech Mobile meluncurkan layanan seluler mereka, tercatat jumlah pelanggan perusahaan tersebut mencapai angka 12.000 lebih. Sekarang, AT And T, operator seluler terbesar di AS berhasil merangkul 72,9 juta pelanggan. Handphone juga semakin menggeser fungsi telepon rumah. Nielsen juga melaporkan ada sekitar 20 juta rumah di AS yang menghentikan layanan telepon rumah mereka karena lebih sering menggunakan handphone untuk menelpon dan menerima panggilan.


Lebih dari itu, handphone bukan sekedar alat komunikasi. Piranti ini juga dapat digunakan untuk mengambil gambar, mendengarkan musik, berselancar di dunia maya, dan mengirim pesan singkat. Sebuah survey menyebutkan bahwa masyarakat AS lebih sering mengirim SMS daripada menelpon. Pada kuartal 2 2008, rata-rata pengguna menerima dan mengirim 357 sms per bulan dibandingkan dengan 204 kali menelpon dan menerima panggilan. Setelah diteliti lebih lanjut, kebiasaan mengirim SMS ini ternyata berkaitan dengan tingkat usia. Pengguna yang berusia remaja lebih sering mengirim SMS, sementara pengguna usia paruh baya cenderung lebih suka menelpon untuk berkomunikasi.


Layanan yang bersifat sekunder seperti data dan SMS ternyata memberikan keuntungan yang cukup signifikan kepada operator seluler. Melihat peluang ini, operator selular menginvestasikan milyaran dolar untuk membangun jaringan baru yang lebih cepat. Saat ini, jaringan generasi ketiga (3G) telah digunakan agar pelanggan mendapatkan akses cepat internet, email, layanan mobile TV, hingga mengunduh musik. Meski layanan ini masih memberi presentasi keuntungan yang kecil, penggunanya semakin meningkat.


Tantangan selanjutnya untuk operator seluler adalah menyempurnakan jaringan generasi selanjutnya yang lebih cepat dari sekarang. yaitu 4G. Operator Sprint NeXtel sudah meluncurkan layanan pertama 4G menggunakan teknologi WiMAX. Baltimore menjadi Kota pertama untuk menikmati layanan data yang diklaim menyaingi koneksi DSL. Selanjutnya, Chicago dan Philadelphia menyusul dalam waktu dekat. Sementara AT And T dan Verizon Wireless, operator pertama dan kedua terbesar di AS masih menunggu tahun 2011 untuk meluncurkan layanan 4G.


Dengan jaringan 4G, sulit membayangkan handphone-handphone canggih seperti apa lagi yang akan bermunculan selama 25 tahun mendatang.

0 komentar: